3.22.2009

Rahasia Panjang Umur

Penelitian mendapati orang yang optimistis hidup lebih lama, bahkan lebih sehat dibandingkan orang yang pesimistis. Hasil penelitian ini bisa menjadi satu lagi alasan lagi bagi kaum pesimistis untuk menggerutu.

Perempuan yang memiliki sifat optimistis --orang yang memperkirakan sesuatu yang baik akan terjadi—14% lebih rendah kemungkinan mati akibat apa pun dibandingkan dengan orang yang pesimistis. Dan 30% lebih rendah menghembuskan nafas terakhir akibat sakit jantung setelah delapan tahun pengamatan dalam studi tersebut.

Orang yang optimistis juga kurang mampu menghadapi tekanan darah tinggi, diabetes atau menghisap rokok.

Tim tersebut, yang dipimpin oleh Dr Hilary Tindle, juga meneliti perempuan yang sangat tak percaya pada orang lain --satu kelompok yang mereka sebut "bermusuhan sangat sinis"-- dan membandingkan dengan perempuan yang lebih mempercayai orang lain.

Perempuan di dalam kelompok bermusuhan secara sinis cenderung untuk setuju dengan pertanyaan seperti: "Saya seringkali harus menerima perintah dari seseorang yang tak mengetahui sebanyak yang saya ketahui" atau "Paling aman tak mempercayai seorang pun", kata Tindle dalam suatu wawancara telefon dengan wartawan kantor berita Inggris, Reuters.

"Pertanyaan ini membuktikan rasa tak percaya umum pada orang lain," kata Tindle, yang menyajikan studinya dalam pertemuan tahunan American Psychosomatic Society di Chicago.

Pola berfikir semacam itu merenggut korban. "Perempuan yang bermusuhan secara sinis 16% lebih mungkin untuk meninggal (selama masa studi) dibandingkan dengan perempuan yang tak terlalu bermusuhan secara sinis," kata Tindle.

Mereka juga 23% lebih mungkin menemui ajal akibat kanker. Tindle mengatakan studi itu tak membuktikan sikap negatif mengakibatkan dampak kesehatan negative. Tapi ia mengatakan semua temuan tersebut benar-benar akan memperlihatkan keterkaitan pada suatu hari nanti.

"Saya kira kita benar-benar memerlukan penelitian lebih lanjut guna merancang pengobatan yang akan ditujukan kepada sikap manusia guna melihat apakah semua itu dapat diubah dan apakah perubahan itu bermanfaat bagi kesehatan," katanya.

Dan Tindle mengatakan meskipun seorang pesimitis mungkin berpendapat, "Takdir saya sudah diputuskan. Tak ada yang dapat saya lakukan, saya tak yakin itu benar. Kita 'kan tidak tahu".[

0 komentar:

Posting Komentar